Posted by : Unknown
Minggu, 14 Desember 2014
JAWA TIMUR (jatimpost.co): Pramuka menjadi ekstra kurikuler (ekskul)
wajib pada Kurikulum 2013. Namun tidak hanya bagi sekolah sasaran
Kurikulum 2013, sekolah yang belum menerapkan kurikulum baru itu juga
diminta untuk menjadikan pramuka sebagai ekskul wajibnya.
“Pramuka diwajibkan karena ekskul itu sejalan dengan program pendidikan karakter yang kini sedang digalakkan,” kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi JAWATIMUR, di ruang kerjanya, Senin (21/10). Agar setiap siswa yang mengikuti ekskul tersebut bisa menikmati keikutsertaannya dalam kegiatan itu, pembina pramuka harus kreatif dalam meramu program pramuka.
Utamanya adalah pada gugus depan yang ada di sekolah dasar. Gerakan pramuka merupakan gerakan pendidikan karena didalamnya anggota pramuka mendapat pengetahuan dan keterampilan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Komisi Internasional tentang Pendidikan untuk abad ke-21, salah satunya berbunyi pendidikan meliputi pengembangan karakter, pengembangan sikap, dan tingkah laku.
“Dalam pramuka, siswa bisa mengembangkan diri, belajar bersosialisasi, hingga mencintai alam,” kata kepala dinas. Tujuan pelatihan pramuka adalah mendidik yang tujuannya adalah mengeluarkan daya kemampuan anak supaya mampu mendidik dirinya sendiri menuju hal-hal yang positif.
Untuk mewujudkan hal itu, kepala dinas mengatakan, pekan lalu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bimbingan teknis bagi 70 orang yang berasal dari 10 kabupaten/kota di Lampung. Para peserta terdiri dari unsur dinas pendidikan kabupaten/kota, kepala SD, dan pembina pramuka.
Bimbingan teknis tersebut bertujuan meningkatkan kemampuan dan kemahiran pembina pramuka gugus depan. Salah satu materi yang diberikan pada kesmepatan itu adalah mengenai berkemah sebagai alat pengembangan diri.
“Dalam kegiatan berkemah, siswa dituntut mampu mendirikan kemah dan mengurus dirinya sendiri,” kata Tauhidi. Melalui kegiatan itu, sikap kemandirian dan kreativitas siswa terbangun. Saat berkemah, siswa menjalankan seluruh aktivtasnya seorang diri, tanpa bantuan dari orang lain, misalnya dari orang tua seperti saat berada di rumah.
Selain itu, berkemah di alam terbuka akan memberi pengalaman tersendiri bagi siswa. “Siswa bisa merasakan langsung suasana alam selama beberapa hari,” kata dia. Hal itu akan sangat menarik, terutama bagi siswa yang berdomisili di daerah perkotaan.
Kelas VII Wajib Pramuka
Di tempat terpisah, Kepala SMAN 2 lamongan menjelaskan selama ini kegiatan pramuka hanya diikuti oleh siswa yang memang ingin tergabung dalam ekskul tersebut. Namun mulai tahun pelajaran 2014/2015 ini, kegiatan ekskul tersebut menjadi wajib.
Seluruh siswa kelas VII diwajibkan mengikuti kegiatan Pramuka. Tujuannya adalah untuk membentuk karakter siswa, terutama siswa baru. “Kami menyadari kegiatan pramuka memiliki segudang manfaat, jadi tidak ada salahnya mewajibkan siswa mengikuti kegiatan yang penuh manfaat seperti pramuka ini,” kata kepala sekolah.
Ekskul pramuka diadakan setiap hari Minggu pukul. 08.00--10.00 WIB. Tidak hanya dilatih oleh guru pembina internal sekolah, SMAN 2 lamongan juga mendatangkan pembina pramuka dari luar sekolah. ()
“Pramuka diwajibkan karena ekskul itu sejalan dengan program pendidikan karakter yang kini sedang digalakkan,” kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi JAWATIMUR, di ruang kerjanya, Senin (21/10). Agar setiap siswa yang mengikuti ekskul tersebut bisa menikmati keikutsertaannya dalam kegiatan itu, pembina pramuka harus kreatif dalam meramu program pramuka.
Utamanya adalah pada gugus depan yang ada di sekolah dasar. Gerakan pramuka merupakan gerakan pendidikan karena didalamnya anggota pramuka mendapat pengetahuan dan keterampilan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Komisi Internasional tentang Pendidikan untuk abad ke-21, salah satunya berbunyi pendidikan meliputi pengembangan karakter, pengembangan sikap, dan tingkah laku.
“Dalam pramuka, siswa bisa mengembangkan diri, belajar bersosialisasi, hingga mencintai alam,” kata kepala dinas. Tujuan pelatihan pramuka adalah mendidik yang tujuannya adalah mengeluarkan daya kemampuan anak supaya mampu mendidik dirinya sendiri menuju hal-hal yang positif.
Untuk mewujudkan hal itu, kepala dinas mengatakan, pekan lalu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bimbingan teknis bagi 70 orang yang berasal dari 10 kabupaten/kota di Lampung. Para peserta terdiri dari unsur dinas pendidikan kabupaten/kota, kepala SD, dan pembina pramuka.
Bimbingan teknis tersebut bertujuan meningkatkan kemampuan dan kemahiran pembina pramuka gugus depan. Salah satu materi yang diberikan pada kesmepatan itu adalah mengenai berkemah sebagai alat pengembangan diri.
“Dalam kegiatan berkemah, siswa dituntut mampu mendirikan kemah dan mengurus dirinya sendiri,” kata Tauhidi. Melalui kegiatan itu, sikap kemandirian dan kreativitas siswa terbangun. Saat berkemah, siswa menjalankan seluruh aktivtasnya seorang diri, tanpa bantuan dari orang lain, misalnya dari orang tua seperti saat berada di rumah.
Selain itu, berkemah di alam terbuka akan memberi pengalaman tersendiri bagi siswa. “Siswa bisa merasakan langsung suasana alam selama beberapa hari,” kata dia. Hal itu akan sangat menarik, terutama bagi siswa yang berdomisili di daerah perkotaan.
Kelas VII Wajib Pramuka
Di tempat terpisah, Kepala SMAN 2 lamongan menjelaskan selama ini kegiatan pramuka hanya diikuti oleh siswa yang memang ingin tergabung dalam ekskul tersebut. Namun mulai tahun pelajaran 2014/2015 ini, kegiatan ekskul tersebut menjadi wajib.
Seluruh siswa kelas VII diwajibkan mengikuti kegiatan Pramuka. Tujuannya adalah untuk membentuk karakter siswa, terutama siswa baru. “Kami menyadari kegiatan pramuka memiliki segudang manfaat, jadi tidak ada salahnya mewajibkan siswa mengikuti kegiatan yang penuh manfaat seperti pramuka ini,” kata kepala sekolah.
Ekskul pramuka diadakan setiap hari Minggu pukul. 08.00--10.00 WIB. Tidak hanya dilatih oleh guru pembina internal sekolah, SMAN 2 lamongan juga mendatangkan pembina pramuka dari luar sekolah. ()